GHoST oF THe PaSt

Seiring waktu berjalan, kita hidup. Saat hidup, kita mengalami banyak peristiwa dengan berbagai dimensi waktu, antara lain masa lalu, sekarang, dan masa depan. Walaupun kita hidup sekarang, tak pelak masa lalu masih sering membayangi kita dan gambaran masa depan seringkali muncul dalam benak kita. Masa lalu dan masa depan (prediksi) menjadikan diri kita sebagai pribadi yang utuh.

Masa lalu melatarbelakangi pola pikir, keinginan, dan kepribadian kita. Tak jarang saya mendengar orang yang mengatakan bahwa dirinya harus melupakan masa lalunya. Suatu hal yang mustahil, saya pikir. Takkan pernah orang bisa menghapus masa lalunya karena masa lalu adalah bagian dari kepribadiannya. Jika masa lalu benar-benar bisa dihapus, akan terjadi distorsi dalam diri seseorang karena kehilangan salah satu komponen dirinya.

Terkadang ada hal menyakitkan yang terjadi pada masa lalu dan mengakibatkan semacam ketraumaan dalam diri. Ketika menghadapi situasi yang hampir sama, kita mungkin ketakutan dan bahkan secara ekstrim kita bisa lari atau sebisa mungkin menghindarinya karena teringat pada rasa sakit yang dahulu. Saya rasa hal inilah penyebab seseorang menutup dirinya dengan begitu keras.

Orang yang pendiam bukan berarti orang itu tertutup. Si A yang kita kenal selalu ceria dan terlihat supel bisa saja seorang yang introvert. Ketika kita merasa sudah klop mengobrol dengan dia dan ingin mengenalnya lebih jauh, tentunya kita akan melontarkan pertanyaan yang bersifat pribadi. Dalam menghadapinya, orang introvert memiliki tiga kemungkinan. Pertama, menolak untuk menjawab, termasuk berkelit dengan mengalihkan pembicaraan. Kedua, mengarang cerita palsu. Ketiga, menceritakan 'kulit luarnya' saja dan kemudian mengalihkan pembicaraan seputar dirinya itu.

Menutup diri adalah sebuah pilihan bebas. Orang berhak untuk melakukannya. Namun, setiap pilihan pasti memiliki konsekuensi. Dengan menutup diri, segala beban diri harus kita tanggung sendiri dan pasti rasanya akan lebih berat dibandingkan jika kita membaginya dengan orang lain. Orang lain yang saya maksud bukan semua orang melainkan orang yang paling kita percaya, yaitu orang yang kita sayangi dan menyayangi kita.

Belum bisa percaya dengan orang lain? Mungkin kita harus mencoba untuk lebih terbuka, dalam konteks mau mengenal orang lain, bukan menceritakan rahasia kepada semua orang. Ketika berada dalam proses mengenal itu, pastilah ada satu atau dua orang yang sreg. Saat sudah menemukannya, janganlah berkeras pada diri sendiri bahwa mereka tak mungkin bisa mengerti diri kita. Mereka bisa asalkan kita membiarkan mereka mengenal diri kita, setidaknya dari keseharian kita. Dengan kata lain, semuanya tergantung diri kita sendiri.

My Valentine (part 1)


Absolutely! Posted by Hello

Yow...

SANTA FALSE

Seringai sang awan hiasi bunga tidur
Buaikan angan dalam nyata tak berujung
Hinggapi asa dengan senyum paling palsu
Tawarkan rasa getir dengan manis madu manipulasi surgawi
Jerat hasrat diri dalam sebuah kantung pertahanan diri

Kini saatnya bangun benteng
dan susun amunisi
agar tak seorangpun dapat rampas
dan robek yang paling berharga dari diri ini
Remuk redam semua konstruksi kebutuhan dunia
Hingga dengan kepala tegak kukatakan

AKU TETAP ADA!

January 22, 2005


TOXIC BY YOUR HEAD

Hausnya dunia pada darah ditebus sudah
namun tak kunjung habis

Langit murka dan sedih, beku asa
hingga ia menangis turunkan es

Hujam dunia pada ulu hati
Tak ada apapun jua dalamnya
Kering menghitam

Jika ada saat es mengoyak
keluarlah belatung-belatung di sana
bersama bau busuk

January 5, 2005


A STORY OF A WOMAN'S LIFE

Lukisan mata perempuan penjaja kendi paku hadirku. Terhenyak dalam hening. Sosok sepasang bola mata kelam, simpan misteri besar hidup manusia. Angin bawaku ke tempat itu kala hujan turun basahi permukaan bumi dan rambutku luntur hitamnya. Perempuan itu hampiriku, pegang kedua bahuku dengan mata lembutnya. Mataku beradu dengannya. Kucoba gali isi hatinya. Begitu banyak kepedihan di dalamnya, pula kekuatan, ketabahan yang buat dunia tunduk di hadapnya. Air mata meleleh jatuh ke pipiku. Dengan tangannya, ia seka dengan kasih tulus. Kami berdua tersenyum lalu terdiam, larut dalam pikiran dan rasa.

January 1, 2005

SnaPSHoTs: TeaTeR UNgU


Saat persiapan sebelum pembacaan puisi untuk peringatan tragedi Semanggi tanggal 13 November 2004. Posted by Hello

HaRi InI: KaMis, 20 JaNuaRi 2005

Begitu mengagumkan ciptaan Tuhan, manusia. Manusia begitu kompleks sehingga banyak manusia yang tak sanggup memahami dirinya sendiri. Namun pemahaman terhadap diri sendiri sangatlah penting sebagai landasan hidup manusia. Siapa dirinya menentukan bagaimana ia menjalani hidupnya.

Kemudian lahirlah ilmu psikologi yang berusaha menjelaskan tentang tingkah laku manusia dengan berbagai pendekatan atau aliran. Oleh karena manusia masih merupakan misteri dengan segala kerumitannya, tidak ada teori yang dapat menjelaskan siapa manusia (melalui tingkah laku) secara menyeluruh. Banyak pula teori yang tidak ilmiah. Dengan kata lain, tidak dapat diuji kebenarannya secara penuh karena pada saat pengujian pasti ada kecacatan. Walaupun demikian, teori ini masih bisa diaplikasikan sesuai dengan kondisinya. Betapa rumit ciptaan Tuhan yang satu ini.

Hari ini saya menghadapi misteri diri saya sendiri. Ketika saya sedang duduk-duduk di kantin kampus sambil menunggu kedatangan seorang teman, saya iseng mengetik kata-kata di fitur SMS telepon selular saya. Herannya saya sama sekali tidak mengerti maksud kata-kata yang cukup aneh itu.


”Kudengar sitar dipetik
kupasung jantungku

Saat melodi berganti di tengah denting sunyi
kusobek selaput jantungku
hingga darah mengucur dari bibir jantungku

Ketika gendang ditabuh
kudekap jantungku
hingga terhenti denyutnya”

Jakarta, 20 Desember 2004


Saya kemudian berpikir dan teringat pada Freud, seorang selebritis psikologis mazhab psikoanalisis. Apakah mungkin tulisan saya ini didorong oleh unconsciousness saya? Apakah hal ini merupakan manifestasi dari keinginan saya yang belum atau tidak tercapai lalu bersublimasi dalam bentuk rentetan kata-kata?

Dalam rangka menjawab pertanyaan tentang makna kata-kata itu, saya berkonsultasi dengan dua orang teman. Secara tidak mengejutkan, mereka memberikan jawaban yang berbeda. Tidak ada jawaban yang pasti tentang manusia.


STUDI: PSIKOLOGI ATMAJAYA

Selama kurang lebih empat (mudah-mudahan) sampai lima tahun, saya harus berhadapan dengan kerumitan manusia dan belajar untuk memahaminya walaupun hal itu sangatlah sulit. Awalnya saya mengira dengan masuk jurusan psikologi, saya akan lebih memahami manusia (termasuk diri saya sendiri) terutama dalam konteks tingkah laku. Namun dugaan saya salah karena saya melupakan fakta bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks sehingga tidak ada jawaban pasti. Aliran-aliran yang adapun bermacam-macam dengan penjelasan yang kontradiktif dengan tokoh atau aliran lain. Saya tidak langsung mau menyerah. Semakin bingung, semakin saya tertantang.

Di universitas tempat saya menuntut ilmu, Atmajaya, mahasiswa diminta untuk memilih peminatan dari empat bidang psikologi ketika sudah belajar selama lima semester. Keempat bidang itu, antara lain, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi industri dan organisasi, serta psikologi klinis. Tampaknya saya harus sangat memperhatikan mata kuliah-mata kuliah yang saya ambil agar saya mengetahui minat dan keahlian saya. Peminatan ini akan diteruskan menjadi benar-benar jurusan ketika mengambil program magister.

Sebentar lagi saya akan segera menghadapi semester kedua dengan mata kuliah yang lebih banyak daripada semester pertama. Kalau saat semester pertama, saya hanya menanggung sembilan belas SKS, sekarang saya harus berhadapan dengan mata kuliah sejumlah dua puluh tiga SKS. Tampaknya saya harus lebih berlatih dan berusaha lagi melakukan pembagian waktu secara efektif dan efisien untuk performa saya, baik dalam bidang akademis maupun non akademis.

Urgensi ini selain didorong oleh beban SKS yang kian bertambah juga oleh kegiatan Teater Ungu yang semakin padat di tahun 2005 ini. Masih ada empat job yang harus diselesaikan dan parahnya, waktunya berdekatan. Menyadari keterbatasan diri saya, saya terpaksa melepas posisi saya dalam suatu organisasi. Organisasi ini dengan berat hati saya tinggalkan karena peran saya di dalamnya tidaklah krusial dan masih bisa dipegang orang lain. Kesimpulannya, dalam bidang non akademis, saya memilih untuk fokus dalam Teater Ungu.


TEATER DAN SAYA

A. TEATER PUTRI SANTA URSULA

Ada alasan lain yang turut mewarnai keputusan tersebut, yaitu kecintaan saya terhadap teater. Saya mulai mengenal teater sejak tahun pertama saya duduk di SMU. Teater yang saya ikuti bernama Teater Putri Santa Ursula (TPSU). Anggota TPSU terpilih melalui seleksi yang ketat dan keras (sehingga menyebalkan untuk saya). Saya tidak menyangka bahwa nama saya tercantum dalam pengumuman anggota baru TPSU karena saya tidak melakukan usaha yang memukau ketika seleksi. Belakangan saya tahu ada seorang alumni yang memperjuangkan saya karena melihat kegigihan saya dan berharap hal itu menjadi modal untuk lebih mengembangkan TPSU. TPSU, katanya, lebih membutuhkan dedikasi daripada bakat. Ucapannya tenyata terbukti tepat di kemudian hari setelah saya berproses sekian lama bersama teater putri ini.

Selama saya bergabung dalam teater ini, saya merasakan kekeluargaan yang begitu erat, yang belum pernah saya rasakan di tempat yang seharusnya didasarkan pada hal itu (baca: keluarga). Kekeluargaan ini kian erat ketika sedang menjalani proses latihan untuk sebuah pementasan. Berbagai macam persoalan datang menghampiri dan semuanya membuat kami semakin erat karena kami sadar dengan bersatu, segala persoalan akan terasa lebih mudah untuk diselesaikan. Itulah sebabnya setelah pementasan berlangsung, saya tidak merasa senang sepenuhnya. Ada kesedihan di hati saya karena proses itu sudah berakhir. Memang kami masih akan berkumpul lagi tetapi dalam situasi yang berbeda dengan saat persiapan pementasan. Mengutip perkataan seorang teman yang terjun dalam dunia teater profesional, ”Dalam teater, proses adalah intinya sedangkan pentas hanyalah pestanya.” Saya setuju sepenuhnya dengan pernyataan tersebut.

B. TEATER UNGU
Saya tidak ingin kehilangan pengalaman berteater sehingga selepas dari SMU Santa Ursula dan bergabung dengan keluarga besar Unika Atmajaya, saya berusaha mencari informasi mengenai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) teater. Saya bingung karena dalam masa orientasi, UKM teater sama sekali tidak diperkenalkan padahal setahu saya ada sebuah grup teater bernama Teater Ungu di Atmajaya. Secara kebetulan, saya membaca poster kecil Teater Ungu yang mengajak mahasiswa untuk turut bergabung dalam latihannya. Merasa tertarik, saya mengikutinya sampai sekarang walaupun belum resmi menjadi anggotanya. Bersama dengan tiga orang rekan lagi, saya menunggu pelantikan anggota Teater Ungu angkatan V.

Belakangan saya mengetahui bahwa Teater Ungu belum berstatus UKM atau bisa juga disebut UKM ilegal. Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam benak saya. Teater Ungu telah melakukan banyak pementasan sendiri ataupun dalam acara kampus dengan membawa bendera Atmajaya. Setahu saya, Teater Ungu termasuk dalam jajaran teater yang cukup terkenal. Mengapa sampai sekarang belum diberikan status UKM oleh universitas?

Isu ini kerap dibicarakan dan selalu diusahakan jalan keluarnya, yaitu dengan mengirim proposal kepada pihak ‘atas’ namun selalu membuahkan kekecewaan, sebuah penolakan. Selalu menjadi harapan tiap angkatan, bahwa angkatan mereka sanggup untuk meluluhkan kekerasakepalaan pihak universitas dan menjadi asa angkatan V mendatang pula. Semoga penantian Teater Ungu berakhir dengan sebuah keberhasilan, senyum kebahagiaan seiring dengan masuknya angkatan V dalam keluarga Teater Ungu. Amien!

PRoSeS => HaSiL?

Mengakhiri semester pertama dan mengawali semester baru, fakultas memberikan laporan nilai mahasiswa yang kerap disebut KHS (Kartu Hasil Mahasiswa) pada hari Sabtu, 15 Januari 2005. Sayangnya saya tidak dapat hadir untuk mengambil hasil karena saat itu saya sedang berada dalam perjalanan menuju Bandung, kota yang sangat saya rindukan sebab di sana ada factory outlet yang menawarkan berbagai produk fashion dengan harga miring dan distro-distro yang keluarannya menjadi trend masa kini di kalangan kawula muda. Untunglah sahabat saya, Dessy bersedia mengambilkan KHS saya.

Sebenarnya tak perlu saya menunggu hari pembagian KHS untuk mengetahui nilai-nilai yang telah saya capai. Universitas memfasilitasi mahasiswa dengan program komputer yang memuat data-data pribadi mereka termasuk nilai-nilai mereka. Tak sabar untuk mengetahuinya, saya mencari tahu nilai saya di komputer universitas. Pertama kali saya mencobanya, ternyata nilai belum masuk. Kemudian setelah saya menerima kabar dari dosen saya bahwa nilai sudah dimasukkan, barulah saya kembali memeriksa di komputer itu. Memang benar hampir semua nilai sudah keluar dan hanya satu yang belum, yaitu mata kuliah Metodologi Penelitan I. Syukur alhamdullilah, nilai saya lumayan dan IP saya tidak mengecewakan untuk seorang pemalas.

Setelah mengetahui hasil studi saya selama satu semester, saya tidak langsung puas begitu saja meski nilai saya tidak bisa dikatakan buruk. Hal itu disebabkan selama proses kuliah berlangsung, saya tidak menjalaninya secara maksimal. Saya kerap tidak mendengarkan penjelasan dosen di kelas dan terkadang saya membolos. Selain itu, di fakultas psikologi yang konon mengandalkan kerajinan membaca dan kemampuan berlogika, saya termasuk mahasiswa yang kurang memenuhi syarat tersebut. Jujur, saya hanya belajar dengan frekuensi tiga bulan sekali. Dengan kata lain, hanya pada saat UTS dan UAS.

Tentu saya menyadari bahwa sesal tiada berguna. Oleh karena itu, mengawali semester dua ini, saya bertekad untuk lebih giat lagi agar nantinya saya akan merasa puas. Nilai bukanlah semata-mata demi kebanggaan orangtua melainkan untuk diri saya sendiri, sebagai bukti bahwa saya adalah orang yang berkompeten. Dengan menekankan hal itu pada diri saya sendiri, saya tidak akan merasa terbebani dalam menjalaninya. Akhir kata, saya percaya jika kita menjalani proses secara maksimal, tentu hasil yang akan dituai maksimal pula. Di semester depan, saya harus bisa lebih baik lagi. Amin.

THe PoWeR oF CoMMuNicaTioN

Di era modern sekarang ini, alat komunikasi makin berkembang pesat, atau bahasa gaulnya, semakin canggih. Kalau dulu komunikasi hanya bisa terjalin dengan bertemu langsung dan berkirim surat, telegram, dan sejenisnya, sekarang sudah ada telepon. Bahkan ada telepon genggam yang praktis dan multifungsi (telepon, SMS, MMS, GPRS). Kemudian ditambah lagi dengan penemuan internet yang memungkinkan komunikasi mancanegara dengan biaya relatif lebih murah daripada telepon biasa. Dan akhir-akhir ini, dengan perkembangan alat komunikasi yang cepat ini, makin marak LD (long distance) relationship di kalangan kawula muda.

Sebenarnya mengapa manusia menaruh perhatian yang besar pada kemajuan telekomunikasi? Menurut saya, tak lain kembali pada kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Pada hakikatnya, manusia tak bisa hidup tanpa orang lain. Secara ekstrim, manusia bukanlah manusia tanpa manusia lain. Orang lainlah yang memanusiakan diri kita. Orang yang menyebut kita manusia dan mengajarkan kita kriteria manusia, ciri-ciri manusia. Kegiatan mentransfer hal inilah yang dinamakan komunikasi.

Selain makhluk sosial, manusia juga makhluk pribadi yang memiliki keunikan tersendiri. Dalam berinteraksi dalam masyarakat, manusia juga membawa keunikannya ini, misalnya dalam kebutuhan. Untuk mencapai suatu konsensus agar tercapai kepentingan bersama, misalnya kedamaian, maka manusia perlu mengadakan musyawarah, yang tak lain adalah suatu bentuk dari komunikasi.

Komunikasi menjembatani perbedaan antar manusia sehingga terciptalah pengertian di antara mereka dan makin lengkaplah pemenuhan kebutuhan sosial mereka. Manusia ingin dimengerti oleh manusia yang lain. Dengan demikian, mereka merasa tidak hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia selalu mencari sahabat, yang tidak hanya bisa diajak bicara tetapi juga mengerti tanpa selalu harus bicara (suatu bentuk komunikasi yang lebih mendalam). Tidak semua orang bisa dijadikan sahabat karena tidak semua orang mengerti keunikan seseorang. Memang sulit menemukan sahabat sejiwa dan beruntunglah mereka yang telah memilikinya.

Dalam diri manusia juga terkadang ada kebutuhan untuk menjalin hubungan yang mendalam tetapi sedikit berbeda dengan persahabatan, yaitu hubungan yang didasarkan pada cinta dua insan, bisa antara laki-laki dan perempuan, perempuan dan perempuan, ataupun laki-laki dan laki-laki. Cinta jenis inilah yang sering diumbar-umbar pada Valentine's Day dengan hati bewarna pink dan mawar merah. Ada teori yang mengatakan bahwa seseorang jatuh cinta dengan orang lain karena kemiripannya (efek sisi narsistik yang ada pada setiap pribadi), baik dalam fisik maupun psikologis. Mirip bukan berarti sama, maka wajar jika terdapat perbedaan di antara mereka. Yang paling berperan adalah perbedaan cara pandang. Seringkali timbul masalah karenanya. Untuk menyelesaikan masalah itu, kuncinya komunikasi. Dengan komunikasi yang baik, diharapkan masalah terselesaikan dengan baik pula karena masing-masing pihak paham maksud dan keinginan pasangannya.

Akhir kata, don't underestimate the power of communication. It can bring magic to your life and trust me, you always need it. Adios!

CoNFeSSioN oF a SHoEHoLic


Shoes of my dream... They are all Manolo Blahniks. Sadly, surely and undoubtfully, I can't afford them... Posted by Hello

KeRaS KePaLa

Sejak 19 tahun yang lalu dilahirkan ke dunia ini, ada satu sifat yang 'abadi' dari saya, yaitu keras kepala. Sudah saklek, kata salah seorang sahabat. Sahabat saya ini keras kepala, tetapi saya lebih keras kepala lagi. Jika saya sudah mengambil suatu keputusan, saya tidak akan mengubahnya. Walaupun saya sering berkonsultasi dengan sahabat-sahabat, jarang masukan mereka berpengaruh besar keputusan saya, kecuali saat saya belum memutuskan sesuatu. Usul mereka yang sejalan dengan pemikiran saya saja yang saya dengarkan. Dengan kata lain, saya hanya mendengar apa yang ingin saya dengar. Berbicara dengan orang lain, hanya berfungsi sebagai penguatan. Secara ekstrim, dapat dikatakan belum ada orang lain selain diri saya sendiri yang berhasil mengubah keputusan saya 180 derajat.

Sifat saya yang satu ini mendasari perjuangan pantang menyerah, untuk meraih cita-cita yang saya inginkan. Saya memang orang yang malas tetapi sekali saya membuat keputusan dengan keyakinan penuh, dijamin saya akan memperjuangkannya sampai titik terjauh yang dapat dicapai. Pengorbanan kadangkala menjadi bagian darinya. Misalnya, saya ingin menyelesaikan tugas secara kontinu dalam satu hari (non-stop). Walaupun lapar, saya tidak akan berhenti untuk makan sampai pekerjaaan itu selesai. Dalam hal perjuangan meraih cita, ada kalanya meski telah saya perjuangkankan, hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Jika sudah sampai pada titik terakhir yang demikian, saya berhenti. Namun saya tidak pernah menganggap ada kesalahan dalam keputusan yang telah diambil, oleh karena itu, saya tidak menyesalinya.

Terhadap sesuatu hal pun, jika saya sudah membuat penilaian, saya tidak pernah mengubah pandangan saya. Seiring dengan berjalannya waktu, mungkin saja terjadi penambahan atau pengurangan informasi tentang sesuatu hal itu. Penilaian saya akan berkembang tetapi tidak pernah berubah. Perubahan yang saya maksud ini terhadap inti dari penilaian saya ini. Saya sadar sepenuhnya terkadang sikap ini mengesalkan, seringkali menyakiti orang lain dan saya meminta maaf untuk itu.

Seringkali orang gemas dengan saya yang keras kepala. Herannya, saya malah bangga dengan hal itu sehingga tidak pernah ada niat dalam diri saya untuk berubah. Biarlah kekeraskepalaan menjadi ciri khas seorang saya yang keras kepala.


My fave characters in one of stunning movie ever made, Lord of The Rings : Legolas & Aragorn. Posted by Hello

THe PHaNtOm OF THe OPeRa


His voice calls to her, nurturing her extraordinary talents from the shadows of the opera house where innocent chorus girl Christine Daae (EMMY ROSSUM) makes her home. Only ballet mistress Madame Giry (MIRANDA RICHARDSON) knows that Christine's mysterious "Angel of Music" is actually the Phantom (GERARD BUTLER), a disfigured musical genius who haunts the catacombs of the theatre, terrifying the ensemble of artists who live and work there.

When temperamental diva La Carlotta (MINNIE DRIVER) walks out in the middle of a dress rehearsal for the company's latest production, the theatre's eager new managers (SIMON CALLOW and CIARAN HINDS) have no choice but to thrust Christine into the spotlight.
Her mesmerizing opening night performance captivates both the audience and the Phantom, who devotes himself to casting his protégé as the opera's next star. But he is not the only powerful man to be awed by the young soprano, as Christine soon finds herself courted by the theatre's wealthy patron, the Vicompte Raoul de Chagny (PATRICK WILSON).

Though she is enthralled by her charismatic mentor, Christine is undeniably drawn to the dashing Raoul, enraging the Phantom and setting the stage for a dramatic crescendo in which soaring passions, fierce jealousies and obsessive love threaten to drive the fated lovers past the point of no return.

taken from: http://phantomthemovie.warnerbros.com/

Film musikal yang berdurasi kurang lebih dua setengah jam ini mengambil setting sebuah gedung opera di Perancis. Saya rasa "The Phantom of The Opera" akan film yang tidak terlupakan sepanjang masa. Penyutradaraan Joel Schumacher sangat dramatis dan mengagumkan dengan menggunakan kombinasi penggunaan warna hitam putih (seperti yang digunakan TV-TV pada zaman dahulu) dan full-colour untuk menggambarkan transisi zaman. Musik bergenre klasik yang digubah oleh Andrew Lloyd Webber membuat film ini semakin dramatis karena mampu menggambarkan emosi karakter dengan sangat baik, kesedihan dan kepedihan, kegetiran, ketakutan, kebahagiaan, dan lain-lain. Didukung pula oleh akting para pemain yang bagus. Mereka mampu menghidupkan karakter-karakter yang dipercayakan kepada mereka. Penonton pun akhirnya terbawa dalam dunia Phantom yang begitu rumit namun mengharukan.

Saya sangat terkesan pada karakter Phantom yang diperankan oleh Gerald Butler. Phantom digambarkan sebagai seorang jenius opera yang megalomaniak. Ia hidup tersembunyi dalam gedung teater itu dan selalu ingin mengontrol segala sesuatu di dalamnya, seperti halnya casting, naskah apa yang dipentaskan, dan sebagainya. Jika orang-orang tidak mematuhi perintahnya yang selalu disampaikan lewat surat, ia akan menciptakan kekacauan. Ia bahkan tidak segan-segan untuk membunuh.

Dalam percintaan pun ia adalah seorang yang sangat posesif. Phantom mencintai Christine. Walaupun Christine sangat terpesona pada musik Phantom yang dikenalnya sebagai Angel of Music, ia tidak dapat menyangkal bahwa dirinya jatuh cinta pada Raoul. Phantom tidak dapat menerimanya dan berusaha untuk menjadikan Christine miliknya dengan cara apapun.

Ternyata di balik seluruh kekejamannya, ia hanya butuh dicintai. Sejak kecil, ia selalu diejek dan disiksa karena wajahnya yang buruk, kata orang, seperti anak setan. Sampai ia dewasa, ia tidak pernah merasakan kasih sayang. Oleh karena itu, ketika ia jatuh cinta, ia berusaha memperoleh cinta itu. Setelah mendapatkan sebuah ciuman dari Christine, Phantom bahagia karena ia mendapatkan apa yang ia rindukan selama ini sehingga ia rela melepas Christine. Christine pun kembali ke pelukan kekasihnya, Raoul.

Cinta, slogan yang sering diagung-agungkan dalam lagu-lagu, film-film sinetron-sinetron, bahkan ada hari khusus cinta (baca: Valentine), tidak bisa disensasi secara langsung melalui panca indera kita. Maksud saya, tidak bisa diraba, dilihat bentuknya, dan sebagainya. Cinta adalah untuk dirasakan. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, dengan sentuhan, pandangan mata, kata-kata, dan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan perhatian.

Cinta membawa manusia ke dunia ini.
Cinta membesarkan manusia.
Cinta pula yang menjadikan hidup lebih hidup.

Kasus-kasus pembunuhan yang seringkali diangkat dalam acara-acara televisi menunjukkan distorsi manusia akibat tidak memiliki cinta. Bayangkan dunia ini tanpa cinta, maka perang (pembunuhan secara massal) terjadi di mana-mana dan umat manusia akhirnya akan musnah. Begitu penting arti cinta!

Cinta yang saya maksud bukan melulu cinta antara pria dan wanita, tetapi bisa dari keluarga dan teman, juga dari Tuhan. Jadi, para jomblo-jomblo jangan bersedih. Tanpa pacar, cinta tetap ada dalam hidup kalian. Love is everywhere, enjoy and feel it. It's the key to your true happiness. :) Ciao! Posted by Hello

aNoTHeR YeAR HaS GOnE By

Tak terasa satu tahun berlalu sudah. Masa-masa terakhirku di SMU Santa Ursula bersama dengan TPSU (Teater Putri Santa Ursula) dan satu semester selama kurang lebih enam bulan di Atmajaya warnai perjalanan hidupku di tahun 2004. Tak lupa juga masa liburan dengan segala keriangan juga kebosanannya. Banyak hal yang telah kualami di tahun ini. Kegembiraan, kesedihan, tawa, tangis, kebahagiaan, kekecewaan... Bermacam-macam kesan yang tersimpan dalam batinku.

Tak pelak banyak kekeliruan yang kulakukan dalam langkah-langkahku. Sesal terkadang muncul tetapi segera kuredam. Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya dan aku berusaha belajar dari setiap hal itu agar diriku lebih baik. Bukan lebih baik untuk ukuran masyarakat pada umumnya melainkan baik untuk diriku. Aku ingin menjadi orang yang berwawasan luas, bijaksana untuk diriku, supaya aku tidak berpikiran picik. Dengan demikian, aku akan menjadi orang yang bahagia oleh sebab tidak ada kebencian, kedengkian, amarah, dan lain-lain yang menimbulkan penderitaan dalam diriku. Pendek kata, aku bisa menikmati hidup ini semaksimal mungkin, yaitu hidup bahagia.

Di tahun yang baru ini, 2005, aku punya harapan-harapan untuk diriku. Tentunya mengarah pada aku yang lebih baik. Harapan-harapan ini kutulis dalam suatu kertas putih dengan tinta hitam, berjudulkan "Resolusi 2005: Gue Tambah Keren". Isinya tentu saja kusimpan sebagai rahasia, aku masih menganggap hal-hal semacam ini sebagai salah satu dari bentuk privacy yang tak bisa diganggu gugat.

Waktu berlalu begitu cepat. Hidup manusia terbatas karenanya. Oleh karena itu, hargailah hidupmu. Jangan siksa dirimu dengan bermacam-macam emosi negatif. Biarkanlah dirimu lepas bebas, menyatu dengan alam, seperti aliran sungai yang jernih, seperti angin segar yang senantiasa menari dari bagian satu ke bagian lain dunia. Maknailah hidup ini agar tak terjebak dengan kata rutinitas. Niscaya bahagia ada dalam daftar teratas indeks hidupmu.

Jakarta, 26 Desember 2004

25 Desember 2004
Umat manusia sorakkan gembira sambut Natal
kala Sang Juru Selamat sentuh dunia dengan cara manusiawi
Ucapan selamat dan nyanyian alleluya lintasi penjuru dunia
Terbitkan senyum di hati banyak orang

26 Desember 2004
Laut mengamuk
Guncangkan serambi di zamrud khatulistiwa tercinta
Seakan lengkapkan derita akibat naluri binatang manusia
Senyum itupun lenyap
Berganti tangis dan jerit kepedihan
Termenung dalam duka mendalam
Teriakkan keputusasaan dalam nama Tuhan
Pertanyakan eksistensi dan keadilanNya

Muakkah Ia pada ciptaan citraNya
hingga tampar dunia ini dengan murkaNya?
Atau hendak sampaikan pesan terpenting
dari kemanusiaan putraNya?
Bahwa Natal bukan saja tentang
Pohon Natal, Santa Claus, baju baru dan pergi ke Gereja,
atau hal-hal superfisial lain
Bahwa cinta kasihlah esensi keberadaanNya
Keajaiban indah yang jadikan umat manusia satu keluarga
Di mana ada rasa saling memiliki
saling berbagi

Berdukalah
Menangislah
Berdoalah untuk saudara-saudaramu
Semoga mentari senantiasa bersinar dalam hati mereka
Ulurkanlah tanganmu
dan harapan takkan pernah hilang dari kita semua

Written by me on 31st December 2004
Requested by a best friend of mine, Paulina Dessy Wulandari

What My HeArT WaNTs To SaY


Tahun baru, saat buka lembar baru buku
kehidupan. Meski tersisa noda yang merembes
dari lembar yang lama, masih bisa kita goreskan
yang baru dan buatlah noda jadi indah terhias
akal budi. Selamat tahun baru, kawan-kawanku!
Semoga tahun yang baru ini iringi berkah untuk
kalian semua. :) Posted by Hello