momen untuk cinta
image, taken from gnjlaw.com
Hari ini saya melihat wajahnya dalam cermin. Rambut panjang bergelombang, kulit pucat, mata sayu dan senyum yang memancarkan harap. Ia masih kurus seperti dulu. Dia masih keras kepala, sama seperti yang kuingat. Sekian lama waktu berlalu, hati saya masih berdesir untuk dia. Saya tidak pernah coba hapus kenangan karena melupakan apalagi seseorang yang pernah menjadi salah satu titik nadi saya, membuat saya kosong, seperti mencabut nadi dan membiarkan kematian menghampiri. Habis darah, habis perkara.
Dia telah menjadi bagian diri saya walaupun fisiknya tidak bersama saya lagi. Saya percaya saya pun ada di salah satu sel hatinya walaupun badan saya tidak bersama dia lagi. Jiwa saya dan jiwanya pernah berjodoh dalam satu waktu. Namun sekarang saya dan dia maju berjalan ke arah yang berbeda, mengikuti petunjuk Dalang Hidup. Saya belajar. Dia belajar. Hanya saja kali ini kami harus menempuh rute yang berbeda untuk menuju Jalan Hidup Sejati. Doa saya untuk saya, kamu, kita, dan semua orang yang mencinta. Semoga kita tidak pernah lupa bahwa inti hidup kita adalah cinta dan yang paling mulia dari segalanya ialah ikhlas untuk cinta.
Posted in: contemplation on Sunday, August 30, 2009 at at 12:30 AM