Muntah-muntah

Well, sepertinya saya sedang terkait dengan isu-isu kehamilan. Untuk sekian lamanya, saya tidak muntah-muntah. Saya dikira hamil. Hipotesis gugur. Tapi kemarin saya seperti diserang simptom orang hamil.

Saya muntah-muntah. Di mana? Di tempat-tempat yang paling tidak diinginkan. Di kantor BRR, yang mana bukan kantor resmi saya, saya cuma dapat kerjaan parsial, membuat transkrip wawancara. Di kantor itu saya sudah diberi peringatan karena terlalu sering nongkrong tidak jelas, menemani laki-laki yang selalu ingin saya temani (walaupun kadang dia bosan melihat saya). Kemarin saya terpaksa ke kantor itu karena listrik di rumah saya padam. Sementara deadline pekerjaan saya hari ini. Dan sampai saat saya menulis ini, saya baru menyelesaikan sepertiganya. Yah apa dikata.

Saya muntah di sana.

Saya pucat.
Dia panik.

Saya pusing.
Dia banyak tanya.

Saya mual-mual.
Dia marah-marah.

"Elo kalo gak ada gue, makannya gak bener ya. Makanya... nyenyenyenye"

Saya sinis.
Dia kesal.

"Lo mau pilek ya?"
"Emang udah biasa kok."

Rasanya minggu-minggu ini saya menyebabkan penderitaan panjang. Pertama, dia dituduh menghamili saya. Kedua, dia harus menyaksikan saya yang tewas dan menahan diri dari godaan untuk memaki-maki saya.

Kedua, saya muntah waktu perjalanan naik taksi ke rumah. Pertama, saya minta pak sopir berhenti. Muntah di pinggir jalan. Di semak-semak. Kedua, muntah di taksi sebentar. Pak sopir panik. Berhenti di tengah jalan. Muntah di jalan.

Sampai di rumah, muntah di WC belakang.

Tidur. Nyutnyutnyut. Terbangun jam tiga pagi. Panik, takut pekerjaan tak selesai. SMS ke dia.

"Apa gue ke dokter aja ya, yang 24 jam?"

Telepon. Marah-marah. Katanya saya bodoh. Saya sok jagoan. Lebih marah lagi ketika saya bilang mau pergi sendiri.

"Elo kan punya keluarga, ngapain pusing sih?"

Menghindari perdebatan lebih lanjut, saya memilih iya iya. "He eh he eh. Ya udah ya gue mau istirahat dulu."

Rencana ke dokter GATOT alias gagal total, karena ktiduran. Ironis, terbangun karena pekerjaan. SMS dari rekan 'sejawat'. Panik. Tidak bisa tidur. Mengetik-ngetik di depan komputer. Dari jam setengah lima pagi sampai jam sembilan. Baru sedikit. Sial.

SAYA PENGIN BEBAS MELAKUKAN APA SAJA. SAYA MAU MENYELESAIKAN TANGGUNG JAWAB SAYA. SAYA GAK MAU NYUSAHIN ORANG. SAYA PENGIN SEHAT.

Harusnya saya hamil dulu ya...

0 comments: