Rrr...

Pernah merasa emosi, marah, kesal bertubi-tubi sampai mencapai level yang hampir unbearable? Kadang ada penyebabnya tetapi bisa juga tanpa sebab (atau kita yang tidak tahu sebabnya?). Biasanya masing-masing orang punya cara yang berbeda untuk mengatasi keadaan ini walaupun hanya untuk sementara. Saya sendiri punya beberapa opsi, dari yang terdengar baik-baik saja sampai yang bikin buntung. Kadang saya mengantuk, lalu tertidur dan bangun dengan perasaan kesal juga. Setidaknya ada jeda sebentar. Versi berikutnya, belanja seperti yang baru saja saya lakukan. Menyusuri department store dan butik-butik, hunting benda-benda atribut fashion. Tidak segan menghamburkan uang. Senang, namun alhasil saya harus berhadapan dengan kemiskinan sekitar seminggu. Kondisi ini tidak terlalu membuat saya stress. Stress muncul kalau saya sedang kesal, ingin belanja, tetapi tidak ada uang. Saya juga akhir-akhir ini menambahkan opsi baru, hasil usulan teman saya, yang terdengar lebih 'terpuji'. Berdoa lalu mengambil secarik kertas dan menulis apa saja untuk mengekspresikan perasaan. Biasanya saya membuatnya dalam bentuk puisi. Entah mengapa puisi dapat menuangkan perasaan saya yang rumit sekalipun hingga kadang-kadang saya tidak mengerti dengan jelas apa yang saya maksud. Mungkin unconsciousness mengambil perannya di sini. Yah cukup melegakan daripada saya harus mengangkat telepon, menghabiskan waktu berjam-jam, membuang uang untuk sesuatu yang tidak 'real', dan menganggu teman. Sisi psikologis untuk curhat bisa dipenuhi Tuhan, keyakinan bahwa Dia ada dan selalu mendengar. Cukup ok khan? Bagaimana dengan anda?

0 comments: